Anggota Koalisi |
Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Aliansi Buruh Menggugat/ABM (KASBI, SBSI 1992, SPOI, SBTPI, FNPBI, PPMI, PPMI 98, SBMSK, FSBMI, FSBI, SBMI, SPMI, FSPEK, SP PAR REF, FKBL Lampung, SSPA NTB, KB FAN Solo, AJI Jakarta, SBJ, FKSBT, FPBC, FBS Surabaya, PC KEP SPSI Karawang, GASPERMINDO, ALBUM Magelang, FKB Andalas), YLBHI, LBH Pers, LBH Jakarta, Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI), PBHI, TURC, LBH Pendidikan, Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM), Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI), Serikat Guru Tangerang, Serikat Guru Garut, Federasi Guru Independen Indonesia, ICW, LBH APIK, IKOHI, KONTRAS, PPR, Somasi-Unas, SPR, Arus Pelangi, GMS, LPM Kabar, Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN), Praksis, Forum Pers Mahasiswa Jabodetabek (FPMJ), FMKJ, Perhimpunan Rakyat Pekerja (PRP), FSPI, Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Repdem Jakarta, SPN, OPSI, SP LIATA, SPTN Blue Bird Grup |
Links |
|
Media |
|
|
Thursday, March 1, 2007
|
Siklus Konflik Limatahunan di Kompas dan KKG
|
Oleh: Satrio Arismunandar sumber: milis mediacare
Secara bercanda, saya ngobrol dengan teman wartawan, bahwa kok seperti ada semacam siklus 5-6 tahunan di Kompas/KKG (Kelompok Kompas Gramedia) dalam pecahnya kasus-kasus ketenagakerjaan yang cukup signifikan.
Saya masuk Kompas tahun 1988, tak lama setelah pecah kasus Albert Kuhon. Kuhon berhenti, sesudah banyak "huru-hara" terkait upayanya mendirikan Serikat Pekerja di Kompas. Wartawan Irwan Julianto dihukum dengan dibuang ke daerah. Sejumlah wartawan lain "minta maaf" pada pimpinan, dan selamat. (Kuhon setahu saya sekarang jadi dosen jurnalistik di Universitas Pelita Harapan).
Tahun 1995, saya dan Dhia Prekasha Yoedha dipaksa berhenti dari Kompas, tak lama sejak berdirinya AJI dan pembreidelan Tempo, DeTik, Editor 1994, serta terkait pula dengan aktivitas kami di SBSI (Serikat Buruh Sejahtera Indonesia). Ini juga terkait dengan situasi politik waktu itu (tekanan dari rezim Soeharto via Menpen Harmoko, dan PWI).
Tahun 2000, kasus Stanley dkk di Majalah Jakarta-Jakarta (ada debat sengit dengan Widi Krastawan, yang mewakili manajemen KKG Majalah). Stanley dkk menerbitkan buletin "Suara Serikat" sebagai media perlawanan (saya kebetulan masih menyimpan 2 copynya).
Tahun 2006, Kasus Bambang Wisudo. Belum jelas apa ujungnya dan dampaknya.
Apakah "siklus" ini menandakan ada suatu permasalahan endemik yang belum tuntas, dalam institusi KKG/Kompas? Ataukah ini sekadar cetusan biasa dan proses yang umum dihadapi suatu perusahaan, yang berkembang menjadi industri besar dan konglomerasi media, dengan segala pergeseran nilai dan kepentingan di dalamnya?
Entahlah.... |
posted by KOMPAS @
8:27 PM
|
|
|
|
Previous Post |
|
Archives |
|
Powered by |
|
|