Anggota Koalisi
Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Aliansi Buruh Menggugat/ABM (KASBI, SBSI 1992, SPOI, SBTPI, FNPBI, PPMI, PPMI 98, SBMSK, FSBMI, FSBI, SBMI, SPMI, FSPEK, SP PAR REF, FKBL Lampung, SSPA NTB, KB FAN Solo, AJI Jakarta, SBJ, FKSBT, FPBC, FBS Surabaya, PC KEP SPSI Karawang, GASPERMINDO, ALBUM Magelang, FKB Andalas), YLBHI, LBH Pers, LBH Jakarta, Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI), PBHI, TURC, LBH Pendidikan, Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM), Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI), Serikat Guru Tangerang, Serikat Guru Garut, Federasi Guru Independen Indonesia, ICW, LBH APIK, IKOHI, KONTRAS, PPR, Somasi-Unas, SPR, Arus Pelangi, GMS, LPM Kabar, Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN), Praksis, Forum Pers Mahasiswa Jabodetabek (FPMJ), FMKJ, Perhimpunan Rakyat Pekerja (PRP), FSPI, Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Repdem Jakarta, SPN, OPSI, SP LIATA, SPTN Blue Bird Grup
Links
Media
Wednesday, December 20, 2006
Ilmuwan LIPI Tolak Wartawan Kompas
Jakarta, Kompas Inside. Buntut pemecatan dan kekerasan terhadap Sekretaris Perkumpulan Karyawan Kompas Bambang Wisudo karena mengutak-atik 20 persen saham kolektif karyawan, membuat sejumlah ilmuwan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menolak diwawancara harian Kompas.

Menurut penelusuran Kompas Inside, ilmuwan terakhir yang menolak diwawancara adalah pengamat masalah luar negeri Dr Dewi Fortuna Anwar. Penolakan ini terjadi pada hari Rabu (20/12) saat kantor harian Kompas didemo oleh ratusan pembaca Kompas yang kecewa dengan aksi pemecatan sepihak Pemimpin Redaksi Kompas Suryopratomo. Pada aksi itu, massa yang tergabung dalam Komite Anti Pemberangusan Serikat Pekerja (KOMPAS), menuntut agar surat mutasi dan PHK tanpa prosedur itu dicabut.

Kabarnya Dewi Fortuna Anwar sempat berkata pada wartawan Kompas tersebut, "Maaf dulu ya. Untuk sementara kita menolak diwawancara dulu oleh Kompas." Alasannya, hal itu sebagai proses pembelajaran harian Kompas agar tidak bertindak sewenang-wenang terhadap karyawan.

Persoalannya, bukan hanya Dr Dewi Fortuna Anwar yang menolak. Pekan lalu, beberapa pengamat politik dari LIPI kabarnya ikut menolak wawancara wartawan Kompas. Ini merupakan sebuah protes pribadi para ilmuwan LIPI terhadap manajemen Kompas yang telah bertindak semena-mena.

Menurut sebuah sumber, penolakan sejumlah narasumber penting di LIPI untuk diwawancara Kompas, telah membuat wartawan yang membawahi rubrik masalah politik dan HAM ikut-ikutan resah. Namun keresahan itu masih dianggap enteng oleh Pemred Kompas Suryopratomo yang menghabiskan karirnya lebih banyak sebagai wartawan olah raga.

Sebelum aksi penolakan diwawancara wartawan Kompas, ilmuwan LIPI lainnya, Dr Mochtar Pabotinggi juga sempat mengirim surat ke Jakob Oetama (Pimpinan Umum), St Sularto (Wakil Pimpinan Umum) dan Suryopratomo.

Isi surat tersebut menyatakan rasa keprihatinannya atas tindakan sepihak yang dilakukan manajemen Kompas karena melakukan tindak kekerasan sebelum memecat Bambang Wisudo. (KI/E-1)
posted by KOMPAS @ 10:22 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
Previous Post
Archives
Powered by

Hit Counter
Hit Counter

Free Blogger Templates
BLOGGER

http://rpc.technorati.com/rpc/ping <