Anggota Koalisi
Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Aliansi Buruh Menggugat/ABM (KASBI, SBSI 1992, SPOI, SBTPI, FNPBI, PPMI, PPMI 98, SBMSK, FSBMI, FSBI, SBMI, SPMI, FSPEK, SP PAR REF, FKBL Lampung, SSPA NTB, KB FAN Solo, AJI Jakarta, SBJ, FKSBT, FPBC, FBS Surabaya, PC KEP SPSI Karawang, GASPERMINDO, ALBUM Magelang, FKB Andalas), YLBHI, LBH Pers, LBH Jakarta, Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI), PBHI, TURC, LBH Pendidikan, Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM), Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI), Serikat Guru Tangerang, Serikat Guru Garut, Federasi Guru Independen Indonesia, ICW, LBH APIK, IKOHI, KONTRAS, PPR, Somasi-Unas, SPR, Arus Pelangi, GMS, LPM Kabar, Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN), Praksis, Forum Pers Mahasiswa Jabodetabek (FPMJ), FMKJ, Perhimpunan Rakyat Pekerja (PRP), FSPI, Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Repdem Jakarta, SPN, OPSI, SP LIATA, SPTN Blue Bird Grup
Links
Media
Thursday, July 12, 2007
Kurang Solidaritas, Pekerja Media Kian Ditindas
Home > VHR News > Berita
4 JULI 2007 - 10:28 WIB
Tri Wibowo Santoso

Jakarta - Lemahnya posisi tawar serikat pekerja media menghadapi pemecatan sepihak oleh pengusaha disebabkan minimnya rasa solidaritas sesama pekerja. Eksklusivitas profesi jurnalis dengan posisi pekerja lain pada perusahaan media sudah saatnya dipangkas.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Institut Arus Studi Informasi, Yoseph Adi Prasetyo, dalam acara bedah buku Menggugat Amanat Hati Nurani Rakyat, Selasa (3/7).

Nasib pekerja media saat ini semakin memprihatinkan. "Serikat pekerja media yang mampu mengakomodir kepentingan karyawaan saat ini tidak ada. Karena tidak ada semangat solidaritas," kata Stanley, panggilan akrab Yoseph Adi Prasetyo.

Menurut komisioner Komnas HAM yang baru ini, ketidakmampuan karyawan membentuk serikat pekerja juga disebabkan tekanan dari pemilik modal dalam menghambat aspirasi pekerja dengan ancaman pemutusan hubungan kerja tanpa pesangon.

Hambatan menyejahterakan pekerja media juga terletak pada eksklusivitas jurnalis yang memisahkan kepentingan dengan bagian percetakan, sehingga hal itu kerap membuat ketidakharmonisan di antara para pekerja.

Stanley yang juga pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengakui organisasi profesi kewartawanan itu sekarang tidak memilki kemampuan untuk menyelesaikan kasus-kasus pemecatan sepihak yang melibatkan para jurnalis. Dia mencontohkan kasus pemecatan tanpa pesangon wartawan Kompas Bambang Wisudo. (E1)
posted by KOMPAS @ 8:29 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
Previous Post
Archives
Powered by

Hit Counter
Hit Counter

Free Blogger Templates
BLOGGER

http://rpc.technorati.com/rpc/ping <