Anggota Koalisi
Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Aliansi Buruh Menggugat/ABM (KASBI, SBSI 1992, SPOI, SBTPI, FNPBI, PPMI, PPMI 98, SBMSK, FSBMI, FSBI, SBMI, SPMI, FSPEK, SP PAR REF, FKBL Lampung, SSPA NTB, KB FAN Solo, AJI Jakarta, SBJ, FKSBT, FPBC, FBS Surabaya, PC KEP SPSI Karawang, GASPERMINDO, ALBUM Magelang, FKB Andalas), YLBHI, LBH Pers, LBH Jakarta, Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI), PBHI, TURC, LBH Pendidikan, Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM), Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI), Serikat Guru Tangerang, Serikat Guru Garut, Federasi Guru Independen Indonesia, ICW, LBH APIK, IKOHI, KONTRAS, PPR, Somasi-Unas, SPR, Arus Pelangi, GMS, LPM Kabar, Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN), Praksis, Forum Pers Mahasiswa Jabodetabek (FPMJ), FMKJ, Perhimpunan Rakyat Pekerja (PRP), FSPI, Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Repdem Jakarta, SPN, OPSI, SP LIATA, SPTN Blue Bird Grup
Links
Media
Thursday, January 11, 2007
Kompas Inside Tolak Perang Kotor ke Wisudo
Jakarta, Kompas Inside. Redaksi Kompas Inside mulai hari ini, Jumat (12/1), secara resmi menyatakan kolom komentar pembaca (tag board) dihapus untuk selamanya.

Alasannya, kolom komentar pembaca kini sudah seperti milist-milist yang ada. Yakni telah menjadi ajang untuk melancarkan perang kotor dan propaganda hitam yang dilakukan secara sistematis terhadap Bambang Wisudo, korban pemberangusan serikat pekerja di harian Kompas.

Apalagi setelah dilacak, berdasar alamat Internet Protocol (IP) Address, komputer yang mem-posting serangan kotor dan kampanye hitam kepada Bambang Wisudo berasal kawasan grup bisnis yang berada di bawah naungan lembaga yang melakukan kekerasan dan pemberangusan terhadap Bambang Wisudo sebagai aktivis serikat pekerja Perkumpulan Karyawan Kompas. Semua serangan ke Bambang Wisudo berasal dari IP Address yang sama.

Contoh salah satu posting yang merupakan bagian dari perang kotor itu adalah membuka berapa jumlah upah Bambang Wisudo. Keterangan yang begitu detil dan rinci, jelas bukan tanpa sebab. Hanya petinggi dan manajemen harian Kompas yang bisa mengerti berapa hak yang seharusnya diterima Bambang Wisudo. Bambang Wisudo sendiri mengaku tidak pernah tahu begitu rinci berapa upah yang dia terima.

Karena itu dengan surat ini, Kompas Inside menyatakan akan kembali ke tujuan semula. Tujuan utama pendirian Kompas Inside adalah untuk mendokumentasikan sekaligus mendobrak blokade pemberitaan tentang pemberangusan Serikat Pekerja Kompas yang dilakukan oleh pimpinan Harian Kompas.

Bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan perang kotor dan propaganda hitam ke Bambang Wisudo, silahkan meneruskan ke milist-milist terbuka.

Namun demikian redaksi Kompas Inside tak menolak kritik. Bagi pembaca yang memiliki berita, informasi, opini tentang perkembangan kasus Bambang Wisudo dipersilahkan mengirim ke alamat email redaksi di lawan.kompas@gmail.com
posted by KOMPAS @ 8:39 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
Previous Post
Archives
Powered by

Hit Counter
Hit Counter

Free Blogger Templates
BLOGGER

http://rpc.technorati.com/rpc/ping <